Terlalu Serius, Katanya

Aku rasa, tidak ada orang yang mau menjadi monoton, hidup di antara rutinitas yang sama setiap harinya, setiap waktunya.  Tetapi memang itu yang harus aku lakukan. Aku bukan anak orang kaya, bahkan kedua orang tua kandungku  sudah tidak ada. Aku harus membanting tulang demi mendapatkan apa yang mestinya bisa aku dapatkan.

Aku belajar dengan giat karena aku harus mendapat nilai bagus. Aku harus membanggakan mendiang orang tuaku. Memang aku akui, aku terlalu keras berpikir, terlalu keras bekerja, dan terlalu takut dengan hasil yang aku dapatkan jika tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Tetapi aku tidak bisa apa-apa lagi selain berusaha dengan sungguh-sungguh. Aku yakin usaha akan memberikan jalan untuk hasil yang lebih baik.

Meski pada akhirnya aku sedih, harapanku terlalu besar dan kenyataan berbanding terbalik.

Sahabat-sahabatku bilang, aku jangan terlalu serius. Aku harus lebih banyak bermain, dan bersenang-senang.

Tetapi aku tidak bisa. Atau kurasa aku hanya masih belum bisa seperti mereka. Aku memiliki dinding  pemisah yang mengurungku pada pikiran-pikiran yang sulit terpecahkan. Dan rasanya sakit bila harus kujelaskan.

Sore yang mendung di mataku,

Gea

Published
Categories Blog Gea
Views 384

Comments

No Comments

Leave a Reply

Categories